Thursday, October 9, 2014

Story of Cinderella (Modify Mode)

Story of Cinderella

Once upon a time, there was a girl named Cinderella. She was beautiful and kind. She lived with her bad–step mother and two–step siters. She had to do all the house hold chores.
          One day the bad step mother called Cinderella, “ Cinderella… Cinderella… come here!”
          “ What can I do for you mom ?”
          “ Hey stupid, what are you doing with my lovely bag? Why the bag is dirty, hah?!”
          “ Mom, I don’t know with your bag. Because yesterday the bag was clean…”
          “ Stop! That was yesterday. Not now! Ok, now you must clean my bag! After you clean my bag, you must clean the house, and all of my clothes. Understand!”
          “ Yes mom…”
          Meanwhile, Anastasya and Drucilla laught to see Cinderella was angried by their mother. Anastasya and Drucilla were bad to Cinderella. They often meddlesome and torturing to Cinderella.
          One day, the King invited all the ladies in the Kingdom to go to a ball in the palace. He wanted to find the Crown Prince a wife. The guard came to Cinderella’s house. Cinderella opened the door. She called her mother. On the quiet she heard discussion of them. The step mother was given an invitation.
          The step sisters went to the ball that night with their mother. Cinderella was left alone. She cried because she actually wanted to go to the ball, too. Cinderella help Anastasya and Drucilla dress up.
          “ Cinderella! Give me my ornament, don’t forget, my dress and shoes!”
          “ Cinderella, give me my powder and all of my make up!”
          “ Right Drucilla!”
          “ Hey ugly, you don’t hear my command?! Why do you answer, ‘right Drucilla?!”
          “ Because I am the first Anastasya…”
          “ No! But I’m first!”
          For some times Anastasya and Drucilla were fighting. And then the step mother came and angry. Then they kept quiet. After dress up, the step mother and two step sisters went to the palace. Cinderella remain alone at home.
          Just then a fairy godmother came. With her magic wand, she gave Cinderella a coach, two horses, and footman. She also gave Cinderella a lovely dress to wear to the ball and a pair of the glass slippers.
“ Cinderella, remember you must come home before midnight, because what me pass to you to night will lose except the glass slippers”.
At the ball, Cinderella danced all night with the Prince. The Prince fell in love with her. At midnight, Cinderella ran home. Unfortunately, one of her glass slippers fell off at the door. She didn’t  have time to put it back on.
“ Hey beautiful Princess… wait me plese…!”
“ I’m sory Prince!…”
The Prince was sad as he could not find Cinderella again that night.
The next day, the Prince and his men brought along the glass slipper
and went all over the Kingdom to search for the owner.

          After searching for along time, finally, they came to Cinderella’ house. The slipper fit her. The Prince was very happy to find Cinderella again. They got married and lived happily ever after.

Rani Musfina Fajeri
SMPN 1 2X11 Enam Lingkung

Contoh Resensi Buku : "Sikap Jiwa Manusia Minang, Lain Dulu, Lain Sekarang"

Sikap Jiwa Manusia Minang,
Lain Dulu, Lain Sekarang
Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMPN 01 2X11 Enam Lingkung

Judul Buku               : Menulusuri Sikap Jiwa Manusia Minang
Pengarang                : Anies Ahmad
Penerbit                    : CV. Pustaka Indonesia, Bukittinggi – PadangJakarta
Tahun Terbit            : 1997
Tebal                          : 88 Halaman

            Sifat-sifat manusia Minang pada buku ini tergambar baik. Namun, berbanding terbalik dengan orang Minang penerus generasi sekarang. Untuk memperbaiki tingkah laku yang telah membelok dari rel-rel norma adat, ada baiknya buku ini ibaca dan direnungkan, dan amat utama ditujukan kepada pemuda-pemudi Minang. Buku ini masih relevan untuk masa sekarang dan perlu dipublikasikan agar khalayak ramai bisa mempelajari kembali etiket-etiket masa lalu, hingga bisa dipertahankan.

            Kelebihan-kelabihan buku karangan Anies Ahmad ini amat banyak, diantaranya, buku ini memuat pandangan-pandangan serta komentar para ahli dari pelbagai bangsa. Juga mengandung pepatah-pepatah Minang hingga dapat menambah wawasan akan seni Bahasa Minang. Pada buku ini dicantumkan pula firman-firman Allah dari Al-Quran, sabda-sabda Rasulullah serta kisah para sahabat nabi yang menjadi patokan adalah Al-Quran.

            Tak ada gading yang tak retak, buku yang berisi sikap-ikap para leluhur inipun memiliki beberap kelemahan, yakni adanya kata-kata sulit dalam bahasa asing yang tidak dimuatkan makananya. Terdapat pada halaman 7, 9, 12, 20, 21 dan masih banyak lagi. Serta masih ada kekilafan dalam pengetikan.

            Dari segi fisik, buku ini terlihat biasa saja. Dicetak hitam-putih dengan kertas HVS. Terkecuali pada sampul (cover). Menarik dengan gambar rumah gadang yang dilengkapi rangkiang. Serta seseorang yang tengah duduk dipunggung kerbau. Lebih indah ditambah lukisan bentangan gunung dan pepohonan yang menyimbolkan keindahan ranah Minang.

            Kesan saya terhadap buku ini, yaitu mengenai tulisan penulis pada halaman 17, yang mngungkapkan aib bagi orang minang menyebut-nyebut kebaikannya dan tabu pula mengingat keburukan orang lain terhadapnya. Namun, dalam kenyataan sekarang hal itu telah terbalik. Dengan bangga mereka menyebut-nyebut baiknya, dan dengan senang hati membicarakan orang lain. Sifat ini, telah melenceng dari kepribadian orang Minang yang sebenarnya dari lubuk filsafat adat minang yang berwujud, “Sumarak jo Sumarai” (kesejahteraan lahir bathin).

            Berbicara tentang prestasi, putra-putri Minang dahulu telah banyak mengukir prestasi dan reputasi serta meraih martabat yang tinggi baik tingkat Nasional maupun ditingkat Internasional. Namun, dimanakah kaum muda-mudi yang telah mambangkik tareh tarandam itu? Sebuah pertanyaan dibenak kita, dan keanehan karena para kaum intelektual itu kini, lebih memilih diam ditempat dan hanya mmikirkan diri sendir hingga lahir lah pepatah baru, “tahimpik nandak diateh, takuruang nandak di lua”.

            Sungguh tragis nasib bangsa ini sekarang. Entah kapan, pemuda-pemudi Minang kembali bangkit dan kembali menggemparkan dunia dengan prestasi-prestasi.


            Semoga, dengan membaca buku ini, kebudayaan, sikap, dan moral orang minang kembali seperti dulu, kembali ke jalur yang telah ditentukan. Hingga kita bisa kembali merasakan hubungan kekerabatan dan tidak saling menindas layaknya kondisi pada zaman sekarang ini.

Konsep Manusia Sebagai Makhluk Holistik dan Konsep Lingkungan

Konsep Manusia Sebagai Makhluk Holistik
a.    Manusia Sebagai Sistem
Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari beberapa unsur/ sistem yang membentuk suatu totalitas yakni:
o   Sistem adaptif
o   Sitem personal
o   Sistem interpersonal
o   Sistem sosial
b.    Manusia Sebagai Sistem Adaptif
Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon terhadap    perubahan  lingkungan mempengaruhi integritas atau keutuhan. Lingkungan adalah seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan organisme atau kelompok organisme. Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini.
Terdapat tingkatan dan respon fisiologik untuk memudahkan adaptasi:
·         Respon takut (mekanisme bertarung)
·         Respon inflamasi
·         Respon stress
·         Respon sensori
Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :
ü  Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus berinteraksi dengan lingkungan.
ü  Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-perubahan biopsikososial.
ü  Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.
ü  Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif.
ü  Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia.
c.    Manusia Holistik (bio-psiko-sosial-spiritual)
Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian, manusia makhluk yang terdiri dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering disebut juga sebagai makhluk biopsikososialspritual. Dimana, keempat unsur ini tidak dapat terpisahkan, gangguan terhadap salah satu aspek merupakan ancaman terhadap aspek atau unsur lain.
1.    Manusia sebagai makhluk biologis
Disebabkan karena:
-       Manusia tidak terlepas dari hukum alam.
-       Manusia terdiri dari gabungan sistem-sistem organ tubuh
-       Manusia mempertahankan hidup
2.    Manusia sebagai makhluk psikologis
Disebabkan karena:
-       Setiap individu memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan kepribadian
-       Setiap individu memiliki kecerdasan dan daya piker
-       Setiap individu memiliki kepribadian yang unik (sanguin, melankholik,dll)
-       Setiap individu memiliki tingkahlaku yang merupakan manifestasi dari kejiwaan
3.    Manusia sebagai makhluk social
Disebabkan karena:
-       Setiap individu hidup bersama dengan orang lain
-       Setiap individu dipengaruhi oleh kebudayaan
-       Setiap individu terikat oleh norma yang berlakuk dimasyarakat
-       Setiap individu dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan social
-       Setiap individu tidak dapat hidup sendiri perlu bantuam orang lain
4.    Manusia sebagai makhluk spiritual
Disebabkan karena:
-       Setiap individu memiliki keyakinan sendiri tentang adanya Tuhan
-       Setiap individu memiliki pandangan hidup, dan dorongan sejalan dengan keyakinan
d.    Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia ialah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar:
1. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar, oksigen, cairan (minuman), nutrisi (makanan), keseimbangan suhu tubuh, eliminasi, tempat tinggal, istirahat dan tidur, serta kebutuhan seksual.
2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan: perlindungan fisik dan perlindungan psikologis.
- Perlindungan fisik, perlindungan atas ancaman terhadap tubuh atau hidup: Ancaman tersebut dapat berupa penyakit, kecelakaan, bahaya dan lingkungan, dan sebagainya.
- Perlindungan psikologis, perlindungan atas ancaman dari pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali karena merasa terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan sebagainya.
3. Kebutuhan rasa cinta serta rasa memiliki dan dimiliki, antara lain memberi dan menerima kasih sayang, mendapatkan kehangatan keluarga, memiliki sahabat, diterima oleh kelompok sosial, dan sebagainya.
4. Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain. Kebutuhan ini terkait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan, meraih prestasi, rasa pcrcaya diri, dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga memerlukan pengakuan dari orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain/lingkungan serta mcncapai potensi diri sepenuhnya.





Konsep Lingkungan
a.    Pengertian
Lingkungan adalah seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan organisme atau kelompok organisme.
b.    Komponen Lingkungan Fisik, Kultur, Sosial, Keluarga dan Komunitas
-       Lingkungan Fisik
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Lingkungan ini terdiri dari biotik dan abiotik aktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.
-       Lingkungan Kultur
Berinteraksi dengan lingkungan sekitar sesuai dengan norma-norma dan budaya yang sudah berkembang dan berlaku. Komponennya dapat berupa acara/ kegiatan adat, sikap atau kebiasaan yang berlaku, adat-istiadat, norma-norma khusus yang hanya berlaku dikalangan/ daerah tertentu.
-       Lingkungan Sosial
Yaitu lingkungan secara umum dimana lingkungan ini dapat terjadi dimana saja asalkan adanya interaksi antar individu/ kelompok/ komunitas. Komponennya terdiri atas unsur-unsur komponen lingkungan lain termasuk didalamnya komponen komunitas, kultur, fisik, bahkan interaksi antar individu.
-       Lingkungan Keluarga
Komponen keluarga dapat tebagi atas keluarga besar atau keluarga kecil. Keluarga besar dapat terdiri dari beberapa kepala keluarga beserta anggota keluarga. Sedangkan keluarga kecil terdiri dari satu kepala keluarga beserta beberapa anggota keluarga.
-       Lingkungan Komunitas
Komponen lingkungan komunitas yaitu lingkungan yang terdiri atas beberapa orang atau kelompok-kelompok kecil yang bergabung dalam suatu kelompok besar yang dapat disebut sebagai komunitas.
Komponennya dapat terdiri dari penguasa/ kepala dari komunitas tersebut, pengikut dan atau jajaran yang terbentuk dibawahnya serta anggota komunitas.

Daftar Pustaka:
Hidayat,  A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Roy, S. 1991. The Roy Adaptation Model: The Definitive Statement,California: : Appleton & Large.

Wednesday, October 8, 2014

Pengantar Proses Keperawatan

Pengantar Proses Keperawatan

a.    Sejarah Perkembangan Proses Keperawatan
1.    Proses keperawatan pertama kali dijabarkan oleh Hall (1955)
2.    Tahun 1960, proses keperawatan diperkenalkan secara internal dalam keperawatan
3.    Wiedenbach (1963) mengenalkan proses keperawatan dalam 3 tahap : observasi, bantuan pertolongan dan validasi.
4.    Yura & Walsh (1967) menjabarkan proses keperawatan menjadi 4 tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahun 1967, edisi pertama proses keperawatan dipublikasikan.
5.    Bloch (1974), Roy (1975) Mundinger & Jauron (1975) dan Aspinall (1976) menambahkan tahap diagnosa, sehingga proses keperawatan menjadi 5 tahap : pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Proses ini dari analisis pikir: discover , delve (mempelajari/ menganalisis), decidedo dan discriminate.
6.    Dengan berkembangnya waktu, proses eperawatan telah dianggap sebagai suatu dasar hukum praktik keperawatan. ANA (1973) menggunakan proses keperawatan sebagai suatu pedoman dalam pengembangan Standart Praktik Keperawatan.
7.    Tahun 1975 : diadakan konferensi nasional tentang klasifikasi diagnosis keperawatan setiap dua tahun di Universitas Sr. Louis. Klasifikasi diagnosis keperawatan ini kemudian disebut dengan NANDA (North American Nursing Diagnoses Association)
b.    Pengertian Proses Keperawatan
1.    Barbara Kozier
Proses keperawatan adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional.
2.    Herber
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan mendiagnosis status kesehatan pasien/klien,merumuskan hasil yang dicapai, menentukan intervensi, dan mengevaluasi mutu dan hasil usaha yang dilakukan terhadap pasien/klien.
3.    Depkes RI dan JICA (1982)
Proses keperawatan adalah suatu proses penilaian masalah yang dinamis dalam usaha memperbaiki atau memelihara klien sampai tahap optimum melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal dan membantu memenuhi kebutuhan khusus pasien.
4.    Zaidin Ali (1997)
Proses keperawatan adalah metode pemberian asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien yang dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan dan penilaian tindakan keperawatan.
Jadi, proses keperawatan adalah suatu proses dalam pemberian asuhan keperawatan dengan sifat-sifatnya serta proses yang sistematis untuk memenuhi kebutuhan khusus pasien.
c.    Manfaat Proses Keperawatan
1.    Manfaat bagi klien
Klien mendapat asuhan keperawatan yang berkualitas, efektif dan efisien. Asuhan keperawatan yang diberikan telas diseleksi, matang, terarah tepat dan dengan penilaian yang terus menerus. Sehingga dampaknya adalah member kepuasan klien dan menambahkan kepercayaan klien pada perawat dalam penanggulangan masalah kesehatannya.
2.    Manfaat bagi perawat
Terjadi pengembangan intelektual dan keterampilan teknis tennaga keperawatan dalam berpiir kritis, analisis dan rasional dalam asuhan keperawatan, meningkatkan kemandirian tenaga keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
3.    Manfaat bagi insitusi
Institusi pelayanan akan merasakan manfaat antara lain klien merasa puas, cepat sembuh, pelayanan bermutu yang sekaligus akan menjadi promosi institusi tersebut. Citra institusi akan bertambah baik dimata masyarakat.
4.    Manfaat bagi masyarakat
Hasil asuhan keperawatan yang optimal berarti banyak masyarakat yang sehat, serta menambahkan kepercayaan masyarakat kepada pelayanan kesehatan hingga masyarakat mau menerapkan pola hidup sehat sesuai standar yang telah diberikan pada saat pelayanan kesehatan.
d.    Karakteristik Keperawatan
1.    Kerangka berpikir dalam memberikan asuhan keperawatan
2.    Bersifat teratur dan sistematis
3.    Sistem terbuka
4.    Mengarah pada tujuan
5.    Fleksibel dalam memenuhi kebutuhan
6.    Menghargai kekuatan klien
7.    Melakukan validasi untuk membuktikan kebenaran
8.    Mempunyai otonomi dalam pekerjaan
9.    Bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam pekerjaan
10. Mandiri dalam pengambilan keputusan
11. Berkolaborasi dengan disiplin ilmu/profesi lain
12. Mampu member pembelaan (advokasi) pada klien dan teman sejawat
13. Member fasilitas untuk kepentingan pasien
e.    Tahapan-tahapan Proses Keperawatan
1.    Pengkajian, yaitu mengkaji keadaan klien guna mendapatkan diagnosis keperawatan yang tepat. Proses pengkajian:
-       Pengumpulan data (subjektif dan objektif)
-       Validasi data
-       Pengelompokan data
-       Analisis data.identifikasi masalah
-       Perumusan masalah dan penentuan prioritas
2.    Penentuan diagnosis, yaitu proses penentuan diagnosa keperawatan yang tepat, disusun dalam urutan prioritas. Cara penentuan diagnosa keperawatan:
-       Akurat, spesifik dengan proses pemecahan masalah
-       Adanya identifikasi masalah, gangguan kesehatan, dan kebutuhan pelayanan keperawatan = Problem (P)
-       Mencari dan menentukan penyebab permasalahan = Etiologi (E)
-       Menentukan tanda dan gejala = Symptom (S)
-       Rumus: DK = P+E+S (jika semua unsur ada)
Contoh : Gangguan aktivitas jalan (P) yang berhubungan dengan pemasangan gips pada tungkai (E) yang ditandai dengan rasa nyeri (S).
3.    Perencanaan keperawatan
-       Penentuan tipe dokumentasi perencanaan tindakan keperawatan
-       Penyusunan prioritas diagnosis keperawatan
-       Validasi
-       Perumusan tujuan
-       Penyusunan rencana intervensi
-       Penyusuna rencana evaluasi
4.    Intervensi keperawatan
-       Pelajari latar belakang permasalahan
-       Pelajari rencana keperawatan
-       Indentifikasi sumber daya yang tersedia
-       Siapkan sumber daya dan siapkan klien
-       Pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai prosedur dank ode etik
-       Komunikasi antar pasien dan perawat
-       Dokumentasikan tindakan keperawatan secara baik dan benar.
5.    Evaluasi
Yaitu penilaian dari hasil proses.
Komponen tahap evaluasi adalah:
1.    S = Subjektif, data dari keluhan pasien
2.    O = Objektif, data dari hasil observasi perawat
3.  A = Analisis/ assessment, yakni masalah dan diagnosis keperawatan klien. Proses ini bersifat dinamis.
4. P = Perencanaan/planning, perencanaan kembali tentang pengembangan tindakan keperawatan berdasarkan analisis yang didapat.
5. I = Intervensi, tindakan keperawatan yang digunakan untuk memecahkan masalah, dimodifikasi sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
6.  E = Evaluasi, penialain tindakan analisis dari respon pasien terhadap intervensi
                7. R = Revisi, tindakan revisi/modifikasi proses keperawatan terutama diagnosis                         dan tujuan jika ada indikasi perubahan intervensi/pengobatan klien.



Daftar Pustaka

Ali, H. Zaidin. 2010. Dasar-dasar Dokumen Keperawatan. Jakarta: EGC.
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.
Effendi, N. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
http://nursingbegin.com/pengkajian-keperawatan-3/